Skip to main content

Posts

Masihkah kamu yang dulu?

  " Kenalilah aku sebagai tempatmu pulang, bukan bersinggah...". Masih ingatkah kamu? Masih samakah kamu? Dulu kamu yang selalu rewel saat aku akan pergi, kamu sibuk mengomel agar aku membawa ini itu. Kamu yang selalu mengingatkanku untuk menilik kembali checklist -ku, kamu yang khawatir ketika aku kelupaan sesuatu, kamu yang sibuk membeli ini itu karena takutku sakit itupun hanya di Jawa. Saat ini aku pergi jauh bukan untuk main-main, bukan untuk berlibur atau sekedar tamasya untuk pamitpun susah bahkan support darimu mungkin aku harus memintanya, hal-hal kecil yang sering menjadi ritual kita saat akan berpisah untuk sementara waktu mulai kamu abaikan, konyol memang! Tapi tidak untukku. Dan mungkin sebentar lagi komunikasi menjadi hal yang sangat terbatas. Memang salahku, tidak seharusnya aku membawamu terlalu dalam. Sering terlintas dalam benakku, andai saja saat itu aku tidak mengijinkanmu menyelamiku hanya cukup mengagumi lewat pandang mungkin tidak akan sejauh
Recent posts

Saat Itu...

  "... Bila aku menyerah, bukan berarti lelah atau lemah, itu hanya berarti kamu kehilanganku."   Suatu saat aku akan membaca kembali tulisan ini, sambil merenungi apa yang terjadi denganku beberapa tahun kedepan. Hidupku, tempat tinggalku, teman hidupku, dimana aku bekerja, seberapa nyaman aku dengan kehidupanku, keluargaku, semuanya. Ini bukan perihal sekedar impian dan harapan tapi realita. Terkadang memang kenyataan adalah sesuatu yang tidak bisa kita terima begitu saja. Mengeluh, mengutuki, menghujat, kecewa, haru semua pasti ada. Apalagi bila segala yang kamu mulai rencanakan hari ini dan seterusnya tidak menjadi nyata di masa yang akan datang, lantas kita akan bertanya bagaimana ini semua terjadi, kenapa bisa begini akhirnya? Suatu saat nanti, kelak jika aku bukan orang yang membangunkanmu saat pagi datang, membelaimu mesra dan membuatkanmu secangkir kopi hangat. Jika tidak ada lagi seseorang yang kau buatkan cokelat hangat karena aku rentan dengan

Sepi & Hening

  "... itu hanya permainan waktu, perasaan dan kondisi.dan sebenarnya pilihannya adalah diam atau terbawa".   Ada saat dimana kamu menyukai keheningan dan sepi, hal itu dinamakan menyendiri dan itu wajar terjadi. Saat sepi kau mampu mendengar detak jantungmu sendiri, merasakan keraguanmu dan mendengar kata hatimu. Apa yang sebenarnya kau harapkan bukan lagi menjadi prioritas, melainkan formalitas. Loyalitas bukan lagi suatu hal yang mahal, mungkin bisa dikuantifikasi.   Menyendiri adalah salah satu cara memperbaiki senyum dimana kamu bisa menggali banyak hal dalam dirimu. Mmh, tidak sepenuhnya benar, menyendiri adalah pelarian terbaik menurutku haha. Konyol? Tapi memang begitu, untuk orang yang mengalami pasti tahu akan hal ini.   Sebuah proses bisa jadi melukaimu, karena kamu tidak hati-hati bertindak dan bijaksana dalam memilih. Hening menjadi perantara kamu dan keyakinanmu, bisa jadi semakin menguatkanmu atau malah menggoyahkanmu. Aku suka berkawan

Terimakasih Cinta

  "Sebab setelah hujan selalu ada seseorang yang datang sebagai pelangi dan memelukmu; Aku ingin, selamanya itu aku". Hai, selamat datang cinta. Setelah lama kau berkelana, kemana saja?   Terlalu sulit menemukanku diantara milyaran manusia?   Atau baru menyadarinya? Hahaha Mungkin untuk sebagian orang ini berlebihan,ya tapi aku hanya berusaha membagikan sedikit kebahagiaanku. Bukan untuk memamerkan status baru atau membuat hati orang terluka haha. Perihal menahan rindu sebenarnya bukan keahlianku, aku hanya pandai menutupinya supaya tak terlihat, atau bahkan kamu tidak tahu, mungkin seperti saat ini.   Terimakasih sudah datang dengan cara yang terduga dan tak terpikirkan. Biasanya cinta datang membawa banyak tanda-tanda, tapi ini tidak. Atau mungkin aku yang kurang peka? Ah, entahlah hahaha. Terimakasih sudah menambah koleksi tiket bioskopku, terimakasih untuk peliharaan barunya (re:mawar), terimakasih cokelatnya yang selalu datang disaat yang tepat. Terimakasih

Jangan Lupa Bahagia

“…Karena bahagia tidak selalu berakhir indah, yang aku tahu dia tidak pernah bisa habis meskipun sering dibagi-bagi”. Aduh, sepanjang hari hujan. Susah buat kemana-mana, cuma bisa menunggu hujan Oya mengenai hujan, dia adalah hal paling romantis yang pernah aku temui. Dia selalu mau kembali meski tahu rasanya jatuh berkali-kali. Dan dia tidak pernah bosan datang sekalipun aku sering menitipkan doa yang sama melalui beribu-ribu rintiknya. Aku memang sering berharap, tapi bukan pada kamu. Namun pada setiap doa-doa yang aku titipkan lewat raguku. Mungkin aku perlu berdamai dengan masa lalu. Menunggu hujan seperti menunggu cinta. Menunggu karena aku tak tahu darimana ia akan datang, aku takut dia melewatiku atau aku melewatinya, tidak pasti hanya sering memberi tanda. Kalau aku tahu cinta akan datang darimana, aku gak akan terus nunggu, pasti sudah ku susul dari masa-masa yang lalu. Mungkin ada saatnya kita berhenti lalu pergi dan lupa bahwa kita pernah menunggu. Ke