“…Karena bahagia tidak selalu berakhir
indah, yang aku tahu dia tidak pernah bisa habis meskipun sering dibagi-bagi”.
Aduh, sepanjang hari hujan. Susah buat
kemana-mana, cuma bisa menunggu hujan Oya mengenai hujan, dia adalah hal paling
romantis yang pernah aku temui. Dia selalu mau kembali meski tahu rasanya jatuh
berkali-kali. Dan dia tidak pernah bosan datang sekalipun aku sering menitipkan
doa yang sama melalui beribu-ribu rintiknya. Aku memang sering berharap, tapi
bukan pada kamu. Namun pada setiap doa-doa yang aku titipkan lewat raguku.
Mungkin aku perlu berdamai dengan masa lalu.
Menunggu hujan seperti menunggu cinta.
Menunggu karena aku tak tahu darimana ia akan datang, aku takut dia melewatiku
atau aku melewatinya, tidak pasti hanya sering memberi tanda. Kalau aku tahu
cinta akan datang darimana, aku gak akan terus nunggu, pasti sudah ku susul
dari masa-masa yang lalu. Mungkin ada saatnya kita berhenti lalu pergi dan lupa
bahwa kita pernah menunggu. Kebahagiaan dan sedih itu satu paket, tidak
bersamaan hanya bergantian. Seperti sekotak coklat Hersey’s yang diambil secara
random, hanya bisa dinikmati tapi tidak untuk dipilih, kita tak pernah tahu
akan dapat apa.
Cinta adalah sebuah objek sperti
obsesi; setiap orang menginginkannya, setiap orang mencarinya, tapi hanya
sedikit orang yang mendapatkannya; orang yang pernah melakukannya akan selalu
menghargai cinta, tersesat didalamnya; dan tidak akan melupakannya.
Mungkin beberapa orang akan menggap ini
abnormal. Tapi ketika menyukai seseorang, hal-hal tidak normal sekalipun bisa
menjadi sumber kebahagiaan. Lucu, ketika terpisah tapi melihat langit yang sama
jadi merasa dekat. Sering merasa duduk bersama dan mengobrol selama dua jam,
tapi cuma merasa semenit. Berbeda jika tanpa aku atau kamu, kata Om Enstein ini
namanya “Relativity Theory”. Jadi
bukan soal berapa lama waktu duduknya. Tapi sedang duduk dengan siapa atau
melakukan apa yang membuat terasa lama atau sebentar atau biasa kita sebut
dengan dilasi waktu.
Anehnya, kenapa kamu bisu ketika
didepanku? Jika rasa ini membuatmu lemah dan tak bisa berkata, lalu bagaimana
caranya agar kamu kuat? Memang aneh, cinta kadang membuat kita melihat tanpa
mata, mendengar tanpa telinga dan berkata tanpa mulut; tapi hati. Sangat
dicintai oleh seseorang membuatmu memiliki kekuatan; sementara sangat mencintai
seseorang membuatmu memilki keberanian. Bila dibuat persamaan artmatikanya,
satu tambah satu sama dengan segalanya; dan dua dikurangi satu sama dengan
tidak ada, bukan sekedar a+b=c.
Memang lebih baik keliru mencintai
daripada tidak pernah sama sekali merasakannya. Mencoba tidak selalu berarti
gagal, hanya kurang beruntung. Karena bahagia tidak selalu berakhir indah, yang
aku tahu dia tidak pernah bisa habis meskipun sering dibagi-bagi.
Comments
Post a Comment