Skip to main content

Kecewa itu menguatkan!

“….Aku meredam, hingga pada suatu hari aku memutuskan untuk berhenti. Bukan terlalu dini menilai, tapi takut jatuh terlalu dalam”.

Sore itu aku pulang dengan segala kemarahan, tangan rasanya ingin bergerak melayang memukulmu sedangkan air mata sudah tak kuat lagi dibendung, rasanya sudah mau menetes saja. Dan benar…
“Kamu.. Iya kamu.. Kenapa kamu mengecewakan sekali?” ujarku dalam hati. Kenapa kamu tak menyapaku, bahkan melirikpun tidak. Apa yang salah denganku. Kamu selalu membuatku bertanya-tanya tentang kepergianmu secara tiba-tiba. Mungkin itu bagian dari misteri, hanya waktu yang tahu, seperti dulu kedatanganmu.
Aku berjalan melewati lorong itu dengan senyum dan sapaan dari teman-temanku dengan perasaan pura-pura tegar. Tahukan kamu? Aku berpura-pura. Hingga akhirnya diujung lorong aku bertemu dengan salah seorang teman dekatku, seseorang yang sudah tak asing denganmu karena aku tak pernah berhenti menyebutkan namamu ketika aku bercerita. Seseorang yang tak pernah bosan mendengar ceritaku sekalipun semuanya tentang kamu. Seseorang yang tidak pernah menanyai kapan aku akan berhenti mengagumi sosokmu. Dia tahu betul aku sangat menyukaimu. Aku berlari, memeluknya dan menangis dibahunya. Entahlah apa yang aku rasakan saat itu. Hanya berpikir bahwa aku kecewa…
Berbagi membuatku lebih nyaman. Aku suka berbagi, berbagi tawa dan canda bukan berbagi cinta apalagi tentang kamu! Aku bukan egois, aku hanya tidak menyukai bila ada seseorang yang membuatmu tertawa tapi bukan aku. Aku meredam, hingga pada suatu hari aku memutuskan untuk berhenti. Bukan terlalu dini menilai, tapi takut jatuh terlalu dalam.
Sekarang..
Aku tahu apa persamaan kamu dan angin. Angin datangnya gak pasti, hanya sesaat tapi menyejukan dan selalu dicari. Sama seperti kamu. Tapi sayang.. Kamu  seperti angin, tidak akan pernah bisa aku pegang bahkan aku raih. Mungkin, hanya bisa aku nikmati kesejukannya. Meskipun harus rela berbagi juga dengan yang lain.
Ah.. Sudahlah, aku terbiasa hidup begini. Sendiri dan mandiri. Jatuh itu emang gak enak, apalagi jatuh cinta. Tapi aku sadar mungkin sekarang  aku menjadi orang yang paling kuat karena menjadi orang yang lebih sering dikecewakan, jatuh namun slalu bisa bangkit meskipun dengan alasan yang sama. Ingat! Kecewa itu menguatkan :)
 


Comments

Popular posts from this blog

Saat Itu...

  "... Bila aku menyerah, bukan berarti lelah atau lemah, itu hanya berarti kamu kehilanganku."   Suatu saat aku akan membaca kembali tulisan ini, sambil merenungi apa yang terjadi denganku beberapa tahun kedepan. Hidupku, tempat tinggalku, teman hidupku, dimana aku bekerja, seberapa nyaman aku dengan kehidupanku, keluargaku, semuanya. Ini bukan perihal sekedar impian dan harapan tapi realita. Terkadang memang kenyataan adalah sesuatu yang tidak bisa kita terima begitu saja. Mengeluh, mengutuki, menghujat, kecewa, haru semua pasti ada. Apalagi bila segala yang kamu mulai rencanakan hari ini dan seterusnya tidak menjadi nyata di masa yang akan datang, lantas kita akan bertanya bagaimana ini semua terjadi, kenapa bisa begini akhirnya? Suatu saat nanti, kelak jika aku bukan orang yang membangunkanmu saat pagi datang, membelaimu mesra dan membuatkanmu secangkir kopi hangat. Jika tidak ada lagi seseorang yang kau buatkan cokelat hangat karena aku rentan dengan

Masihkah kamu yang dulu?

  " Kenalilah aku sebagai tempatmu pulang, bukan bersinggah...". Masih ingatkah kamu? Masih samakah kamu? Dulu kamu yang selalu rewel saat aku akan pergi, kamu sibuk mengomel agar aku membawa ini itu. Kamu yang selalu mengingatkanku untuk menilik kembali checklist -ku, kamu yang khawatir ketika aku kelupaan sesuatu, kamu yang sibuk membeli ini itu karena takutku sakit itupun hanya di Jawa. Saat ini aku pergi jauh bukan untuk main-main, bukan untuk berlibur atau sekedar tamasya untuk pamitpun susah bahkan support darimu mungkin aku harus memintanya, hal-hal kecil yang sering menjadi ritual kita saat akan berpisah untuk sementara waktu mulai kamu abaikan, konyol memang! Tapi tidak untukku. Dan mungkin sebentar lagi komunikasi menjadi hal yang sangat terbatas. Memang salahku, tidak seharusnya aku membawamu terlalu dalam. Sering terlintas dalam benakku, andai saja saat itu aku tidak mengijinkanmu menyelamiku hanya cukup mengagumi lewat pandang mungkin tidak akan sejauh

Terimakasih Cinta

  "Sebab setelah hujan selalu ada seseorang yang datang sebagai pelangi dan memelukmu; Aku ingin, selamanya itu aku". Hai, selamat datang cinta. Setelah lama kau berkelana, kemana saja?   Terlalu sulit menemukanku diantara milyaran manusia?   Atau baru menyadarinya? Hahaha Mungkin untuk sebagian orang ini berlebihan,ya tapi aku hanya berusaha membagikan sedikit kebahagiaanku. Bukan untuk memamerkan status baru atau membuat hati orang terluka haha. Perihal menahan rindu sebenarnya bukan keahlianku, aku hanya pandai menutupinya supaya tak terlihat, atau bahkan kamu tidak tahu, mungkin seperti saat ini.   Terimakasih sudah datang dengan cara yang terduga dan tak terpikirkan. Biasanya cinta datang membawa banyak tanda-tanda, tapi ini tidak. Atau mungkin aku yang kurang peka? Ah, entahlah hahaha. Terimakasih sudah menambah koleksi tiket bioskopku, terimakasih untuk peliharaan barunya (re:mawar), terimakasih cokelatnya yang selalu datang disaat yang tepat. Terimakasih