“Please, stop compare me with
another. Both of us are blessed by different talents. Would should I do to make
you realize? That I’m not same as them. Please being a quite nice. Can you?
Sesungguhnya
emang gak ada orang yang suka dibanding-bandingin. Entahlah dengan siapapun
itu. Ada banyak hal yang membuat kita begitu—begitu dengan mudahnya
menilai orang tanpa bertanya seperti apa
dia mau dinilai. Bukankah itu tidak adil? Orang punya cirinya masing-masing
termasuk dalam menanggapi pendapat sekalipun perbedaan. Bukalah otakmu supaya
lebih leluasa berpikir juga telingamu untuk menangkap data-data yang akan
diolah sebagai sebuah informasi. Baik-baiklah matamu dalam memilah kebaikan dan
kebenaran. Jangan seperti mulut yang dengan mudahnya berbicara.
Sebelum
member penilaian, sudahkah kamu member diri dinilai? Seberapa pentingkah itu
mengubahmu? Berdampak tidak untuk kemajuanmu? Lantas bagaimana kamu bisa
menunjukan prosedur penilaian terhadap kepribadian orang lain? Ayolah sedikit
bersikap realistis. Tidak lagi kita hidup dengan menjatuhkan orang lain. Please,
stop compare me with another. Both of us are blessed by different talents.
Would should I do to make you realize? That I’m not same as them. Please being
a quite nice. Can you? Berhentilah juga bersikap “Show Off”, bisa jadi
banyak yang tidak menyukaimu nanti.
Memberi pe-nilai-an
tidak semudah kita menulisnya, banyak aspek yang menentukan. Untuk menulis saja
dibutuhkan keberanian dan keakuratan, tidak semua bahasa bisa kita pakai dan
tidak semua kata bisa kita masukan. Harus melalu proses pemilihan dan
penyaringan. Sesekali ya bolehlah, bila
itu positif, bila buruk sampaikan saja langsung pada yang bersangkutan. Jangan
menyindir atau menghujat dibelakang, bisa jadi malah namamu yang tercemar.
Hati-hatilah.
Mungkin
sebelumnya kamu perlu mengikuti kelas pengembangan kepribadian agar bisa
menilik diri termasuk lewat gambaran orang lain. Tidak terlalu buruk memang,
bila itu pendapat positif. Kamu akan terlihat lebih cantik dengan lukisanb
pendapat orang lain daripada diri sendiri. Memang, sebagian darikita lebih
pandai menilai orang daripada diri sendiri sehingga lukisan dari pendapat kita
sendiri terlihat lebih buruk. Kenapa? Karena kita terlalu sibuk dengan
keindahan orang lain, mata kita tidak fokus sehingga tidak pernah
mengarahkannya ke diri kita. Ubahlah cermin itu, jangan selalu melihat keluar
jendela tapi taruhlah supaya bisa melihat seluruh sisi kamarmu bahkan sudut
tersembunyi sekalipun, supaya kamu tau, kamu tak lagi disibukan dengan dunia
orang lain. Tapi duniamu.
Ajaklah
dirimu menikmati keindahanmu, setelah itu biarkan orang lain juga ikut
merasakannya. Sehingga kini yang menjadi objek favorite penilaianmu adalah kamu
ya dirimu sendiri. Matamu yang indah
seperti sinar memancar yang memberi harapan, senyummu memberi kekuatan,
tangismu meredam amarah, dan lihatlah indahnya dirimu dengan lukisan hatimu
sendiri.
Comments
Post a Comment