Skip to main content

Please stop to... Compare





“Please, stop compare me with another. Both of us are blessed by different talents. Would should I do to make you realize? That I’m not same as them. Please being a quite nice. Can you?
                Sesungguhnya emang gak ada orang yang suka dibanding-bandingin. Entahlah dengan siapapun itu. Ada banyak hal yang membuat kita begitu—begitu dengan mudahnya menilai  orang tanpa bertanya seperti apa dia mau dinilai. Bukankah itu tidak adil? Orang punya cirinya masing-masing termasuk dalam menanggapi pendapat sekalipun perbedaan. Bukalah otakmu supaya lebih leluasa berpikir juga telingamu untuk menangkap data-data yang akan diolah sebagai sebuah informasi. Baik-baiklah matamu dalam memilah kebaikan dan kebenaran. Jangan seperti mulut yang dengan mudahnya berbicara.
                Sebelum member penilaian, sudahkah kamu member diri dinilai? Seberapa pentingkah itu mengubahmu? Berdampak tidak untuk kemajuanmu? Lantas bagaimana kamu bisa menunjukan prosedur penilaian terhadap kepribadian orang lain? Ayolah sedikit bersikap realistis. Tidak lagi kita hidup dengan menjatuhkan orang lain. Please, stop compare me with another. Both of us are blessed by different talents. Would should I do to make you realize? That I’m not same as them. Please being a quite nice. Can you? Berhentilah juga bersikap “Show Off”, bisa jadi banyak yang tidak menyukaimu nanti.
Memberi pe-nilai-an tidak semudah kita menulisnya, banyak aspek yang menentukan. Untuk menulis saja dibutuhkan keberanian dan keakuratan, tidak semua bahasa bisa kita pakai dan tidak semua kata bisa kita masukan. Harus melalu proses pemilihan dan penyaringan.  Sesekali ya bolehlah, bila itu positif, bila buruk sampaikan saja langsung pada yang bersangkutan. Jangan menyindir atau menghujat dibelakang, bisa jadi malah namamu yang tercemar. Hati-hatilah.
                Mungkin sebelumnya kamu perlu mengikuti kelas pengembangan kepribadian agar bisa menilik diri termasuk lewat gambaran orang lain. Tidak terlalu buruk memang, bila itu pendapat positif. Kamu akan terlihat lebih cantik dengan lukisanb pendapat orang lain daripada diri sendiri. Memang, sebagian darikita lebih pandai menilai orang daripada diri sendiri sehingga lukisan dari pendapat kita sendiri terlihat lebih buruk. Kenapa? Karena kita terlalu sibuk dengan keindahan orang lain, mata kita tidak fokus sehingga tidak pernah mengarahkannya ke diri kita. Ubahlah cermin itu, jangan selalu melihat keluar jendela tapi taruhlah supaya bisa melihat seluruh sisi kamarmu bahkan sudut tersembunyi sekalipun, supaya kamu tau, kamu tak lagi disibukan dengan dunia orang lain. Tapi duniamu.
                Ajaklah dirimu menikmati keindahanmu, setelah itu biarkan orang lain juga ikut merasakannya. Sehingga kini yang menjadi objek favorite penilaianmu adalah kamu ya dirimu sendiri. Matamu yang indah  seperti sinar memancar yang memberi harapan, senyummu memberi kekuatan, tangismu meredam amarah, dan lihatlah indahnya dirimu dengan lukisan hatimu sendiri.

Comments

Popular posts from this blog

Saat Itu...

  "... Bila aku menyerah, bukan berarti lelah atau lemah, itu hanya berarti kamu kehilanganku."   Suatu saat aku akan membaca kembali tulisan ini, sambil merenungi apa yang terjadi denganku beberapa tahun kedepan. Hidupku, tempat tinggalku, teman hidupku, dimana aku bekerja, seberapa nyaman aku dengan kehidupanku, keluargaku, semuanya. Ini bukan perihal sekedar impian dan harapan tapi realita. Terkadang memang kenyataan adalah sesuatu yang tidak bisa kita terima begitu saja. Mengeluh, mengutuki, menghujat, kecewa, haru semua pasti ada. Apalagi bila segala yang kamu mulai rencanakan hari ini dan seterusnya tidak menjadi nyata di masa yang akan datang, lantas kita akan bertanya bagaimana ini semua terjadi, kenapa bisa begini akhirnya? Suatu saat nanti, kelak jika aku bukan orang yang membangunkanmu saat pagi datang, membelaimu mesra dan membuatkanmu secangkir kopi hangat. Jika tidak ada lagi seseorang yang kau buatkan cokelat hangat karena aku rentan dengan

Masihkah kamu yang dulu?

  " Kenalilah aku sebagai tempatmu pulang, bukan bersinggah...". Masih ingatkah kamu? Masih samakah kamu? Dulu kamu yang selalu rewel saat aku akan pergi, kamu sibuk mengomel agar aku membawa ini itu. Kamu yang selalu mengingatkanku untuk menilik kembali checklist -ku, kamu yang khawatir ketika aku kelupaan sesuatu, kamu yang sibuk membeli ini itu karena takutku sakit itupun hanya di Jawa. Saat ini aku pergi jauh bukan untuk main-main, bukan untuk berlibur atau sekedar tamasya untuk pamitpun susah bahkan support darimu mungkin aku harus memintanya, hal-hal kecil yang sering menjadi ritual kita saat akan berpisah untuk sementara waktu mulai kamu abaikan, konyol memang! Tapi tidak untukku. Dan mungkin sebentar lagi komunikasi menjadi hal yang sangat terbatas. Memang salahku, tidak seharusnya aku membawamu terlalu dalam. Sering terlintas dalam benakku, andai saja saat itu aku tidak mengijinkanmu menyelamiku hanya cukup mengagumi lewat pandang mungkin tidak akan sejauh

Terimakasih Cinta

  "Sebab setelah hujan selalu ada seseorang yang datang sebagai pelangi dan memelukmu; Aku ingin, selamanya itu aku". Hai, selamat datang cinta. Setelah lama kau berkelana, kemana saja?   Terlalu sulit menemukanku diantara milyaran manusia?   Atau baru menyadarinya? Hahaha Mungkin untuk sebagian orang ini berlebihan,ya tapi aku hanya berusaha membagikan sedikit kebahagiaanku. Bukan untuk memamerkan status baru atau membuat hati orang terluka haha. Perihal menahan rindu sebenarnya bukan keahlianku, aku hanya pandai menutupinya supaya tak terlihat, atau bahkan kamu tidak tahu, mungkin seperti saat ini.   Terimakasih sudah datang dengan cara yang terduga dan tak terpikirkan. Biasanya cinta datang membawa banyak tanda-tanda, tapi ini tidak. Atau mungkin aku yang kurang peka? Ah, entahlah hahaha. Terimakasih sudah menambah koleksi tiket bioskopku, terimakasih untuk peliharaan barunya (re:mawar), terimakasih cokelatnya yang selalu datang disaat yang tepat. Terimakasih