Skip to main content

DERMAGA



”Bagaimana bisa aku menjadi tujuan akhirmu bila aku hanya sebuah ..dermaga…”

“well I won’t give up on us. Even if the skies get rough. I’m giving you all my love. I’m still looking up..”

Sepenggal lirik dari sebuah lagu yang kerap kudengarkan pagi ini, yaah.. “I won’t give up on us. Even if..”  Ya kamu bisa melanjutkannya sendiri karena kamu tahu sebenarnya aku tidak mau menyerah, untuk kita, ya untuk kita “bersama”.
Tapi sudahlah apa guna aku merintih bila sakitpun kamu tidak merasakan? Apa guna aku bertahan bila aku hanya sebuah persinggahan? Persinggahan dimana kamu bisa datang dan pergi sesukamu setelah lelah dari perantauanmu.. Apa yang bisa dilakukan sebuah dermaga selain menunggu? Hahaha ..
Atau tidaklah kamu berlayar kesana kemari? Tidakkah kau ingin beristirahat sejenak dipelabuhanku? Atau hanya sekedar mampir? Tidak ada hal lain yang kutawarkan selain kenyamanan. Lihatlah aku, betapa setia menunggumu pulang, tanpa kau memninta. Bahkan sampai suatu ketika aku dirombak menjadi pelabuhan yang indah dan banyak kapal yang singgahpun, satu kapal yang slalu menjadi favoriteku yaitu kamu. Tidak ada yang mampu memikaku seperti kamu..
Diantara banyak kapal, bahkan Titanic sekalipun. Kamu menjadi kapal favorite yang kutunggu. Entah apa yang menjadi pesonamu. Ataukah aku yang hanya berfokus padamu sehingga tidak melihat kapal lain? Bahkan lebih baik darimu?

“Berlayarlah sejauh kau mau.. Tapi jika kau lelah bolehlah singgah atau hanya sekedar mampir untuk membagi bebanmu atau sekedar menikmatimu.”

Comments

Popular posts from this blog

Saat Itu...

  "... Bila aku menyerah, bukan berarti lelah atau lemah, itu hanya berarti kamu kehilanganku."   Suatu saat aku akan membaca kembali tulisan ini, sambil merenungi apa yang terjadi denganku beberapa tahun kedepan. Hidupku, tempat tinggalku, teman hidupku, dimana aku bekerja, seberapa nyaman aku dengan kehidupanku, keluargaku, semuanya. Ini bukan perihal sekedar impian dan harapan tapi realita. Terkadang memang kenyataan adalah sesuatu yang tidak bisa kita terima begitu saja. Mengeluh, mengutuki, menghujat, kecewa, haru semua pasti ada. Apalagi bila segala yang kamu mulai rencanakan hari ini dan seterusnya tidak menjadi nyata di masa yang akan datang, lantas kita akan bertanya bagaimana ini semua terjadi, kenapa bisa begini akhirnya? Suatu saat nanti, kelak jika aku bukan orang yang membangunkanmu saat pagi datang, membelaimu mesra dan membuatkanmu secangkir kopi hangat. Jika tidak ada lagi seseorang yang kau buatkan cokelat hangat karena aku rentan dengan

Masihkah kamu yang dulu?

  " Kenalilah aku sebagai tempatmu pulang, bukan bersinggah...". Masih ingatkah kamu? Masih samakah kamu? Dulu kamu yang selalu rewel saat aku akan pergi, kamu sibuk mengomel agar aku membawa ini itu. Kamu yang selalu mengingatkanku untuk menilik kembali checklist -ku, kamu yang khawatir ketika aku kelupaan sesuatu, kamu yang sibuk membeli ini itu karena takutku sakit itupun hanya di Jawa. Saat ini aku pergi jauh bukan untuk main-main, bukan untuk berlibur atau sekedar tamasya untuk pamitpun susah bahkan support darimu mungkin aku harus memintanya, hal-hal kecil yang sering menjadi ritual kita saat akan berpisah untuk sementara waktu mulai kamu abaikan, konyol memang! Tapi tidak untukku. Dan mungkin sebentar lagi komunikasi menjadi hal yang sangat terbatas. Memang salahku, tidak seharusnya aku membawamu terlalu dalam. Sering terlintas dalam benakku, andai saja saat itu aku tidak mengijinkanmu menyelamiku hanya cukup mengagumi lewat pandang mungkin tidak akan sejauh

Terimakasih Cinta

  "Sebab setelah hujan selalu ada seseorang yang datang sebagai pelangi dan memelukmu; Aku ingin, selamanya itu aku". Hai, selamat datang cinta. Setelah lama kau berkelana, kemana saja?   Terlalu sulit menemukanku diantara milyaran manusia?   Atau baru menyadarinya? Hahaha Mungkin untuk sebagian orang ini berlebihan,ya tapi aku hanya berusaha membagikan sedikit kebahagiaanku. Bukan untuk memamerkan status baru atau membuat hati orang terluka haha. Perihal menahan rindu sebenarnya bukan keahlianku, aku hanya pandai menutupinya supaya tak terlihat, atau bahkan kamu tidak tahu, mungkin seperti saat ini.   Terimakasih sudah datang dengan cara yang terduga dan tak terpikirkan. Biasanya cinta datang membawa banyak tanda-tanda, tapi ini tidak. Atau mungkin aku yang kurang peka? Ah, entahlah hahaha. Terimakasih sudah menambah koleksi tiket bioskopku, terimakasih untuk peliharaan barunya (re:mawar), terimakasih cokelatnya yang selalu datang disaat yang tepat. Terimakasih